Powered By Blogger

Kamis, 19 Juni 2014

INFEKSI PADA MASA NIFAS (EDOMETRITIS DAN PARAMETRITIS



MAKALAH
INFEKSI PADA MASA NIFAS
(EDOMETRITIS DAN PARAMETRITIS)
NAMA KELOMPOK :
1.     Armeylia Tauri Santi
2.     Desta  
3.     Dwi Endah Meliarti
4.     Fidia suci lestari
5.     Fitri harianti
6.     Meri Andani
Kelas : II C Kebidanan
Dosen Pembimbing : ida , Sst

POLITEKNIK KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TA. 2012/2013



KATA PENGANTAR

 Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ”ASUHAN NIFAS.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
Pada  semua teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.   Dan tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen kami yang telah membimbing kami.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.



                                                                                                         bengkulu
,.........2013
 


                                                                                                                 Penyusun














DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………………….
B.     Rumusan masalah………………………………………………………………….....
C.    Tujuan…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..
A.    EDOMETRITIS……………………………………………………………………
B.      PARAMETRITIS…………………………………………………………….……
C.    PENCEGAHAN ………………………………………………………………
D.    PENGOBATAN SECARA UMUM…………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………….............
B.     Kritik Dan Saran…………………………………………………………………….,.
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….













BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas. Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas. Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian infeksi edometritis pada masa nifas ?
2.      Apa pengertian infeksi parametritis pada masa nifas?
3.      Bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui infeksi edometritis
2.      Untuk mengetahui infeksi parametritis
3.      Untuk mengetahui penyebab infeksi edometritis dan parametritis
4.      Untuk mengetahui bagaimana pencegahan infeksi pada masa nifas




BAB II
PEMBAHASAN

A.    ENDOMETRITIS
Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim yang terjadi infeksi.
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium.
Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajattrauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naik turun(remittens). His royan dan lebih nyeri dari biasa dan lebih lama dirasakan. Lochiabertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau. Lochia berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai gejala. Sering ada sub involusi. Leucocyt naik antara15000-30000/mm³.Sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan dapat mengganggu penderita. Kalau infeksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur-angsur dan turun pada hari ke 7-10.Pasien sedapatnya diisolasi, tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lochia, pasien boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterustonika. Pasien disuruh minum banyak.
·         Gejala klinis
  1. uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
  2. Mulai hari ke-tiga suhu meningkat, nadi menjadi cepat. Akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah normal kembali.
  3. Lochea pada endometritis biasanya bertambah dan kadang kadang berbau.

·         Klasifikasi
a.      Endometritis akut
Endometritis akut adalah peradangan yang terjadi secara tiba – tiba. Pada endometritis akut, endometrium mengalami edema dan hipereremi.
Penyebab:
·         Infeksi gonorrhea
·         Infeksi pada abortus atau partus
·         Kerokan endometrium
·         Adanya tindakan obstetric pada endometrium
Gejala – gejala:
·         Suhu tubuh meningkat
·         Terlihat sakit keras
·         Keluar lekore yang bernanah
·          Nyeri pada perabaan uterus dan sekitarnya

b.      Endometritis kronik
Endometritis kronik adalah peradangan pada endometrium dikarenakan penyaki yang sudah lama diderita oleh ibu.
Endometritis kronik ditemukan:
  1. Ibu penderita TBC
  2. Jika tertinggal sisa – sisa abortus dan partus
  3. Pada polip uterus dengan infeksi
  4. Pada tumor ganas uterus
  5. Pada salpingo-oofaringitis dan selulitis pelvis
B.     PARAMETRITIS
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam ⅔ kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika terjadi abses selalu mencari jalan ke rongga perut yuang menyebabkan peritonitis, ke rectum atau ke kandung kencing.

C.    PENCEGAHAN
a.       Masa Kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan
kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan
dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendaknya
dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya
ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b.      Masa Persalinan
·         Hindari pemeriksaan dalam berulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
·         Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
·         Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
·         Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominal dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
·         Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga kesuci-hamaannya.
·         Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
c.       Masa Nifas
·         Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kndung kencing harus steril.
·         Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
·          Tamu yang berkunjung harus dibatasi.

D.    PENGOBATAN SECARA UMUM
Pengobatan infeksi pada masa nifas antara lain:
  1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
  2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
  3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.
  4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.








BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN

Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah
Dalam pada dinding rahim yang terjadi infeksi.
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses.
.
B.     SARAN DAN KRITIK
Seperti makalah pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang namanya kritik dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisanya. Ini semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk belajar dan merperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik baik lagi. Penyusun siap menerima kritik dan saran yang diberikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar